Selain karena alasan hobi, tak sedikit para pecinta hewan memelihara binatang melata seperti ular, kadal, iguana, laba-laba, kura-kura atau reptil lainnya karena alasan keuntungan finansial yang menggiurkan. Yosep Hendarko, seorang pecinta reptil mengatakan, semakin banyaknya jumlah hewan jenis tersebut di Indonesia maka semakin membuka peluang bisnis binatang.
"Jadi sebenarnya ada tiga macam tipe pecinta reptil itu. Pertama adalah mereka yang menyukai dan memelihara reptil dengan tujuan konservasi, kedua karena memang hoby dan ketiga karena dia seller atau penjual yang memang mencari keuntungan," katanya seperti dilansir krjogja.com.
Bagi para penjual reptil, keuntungan bisa didapat dengan banyak cara. Mulai dari memelihara binatang reptil untuk dibesarkan dan dijual nantinya. Dengan cara breding atau penangkaran untuk selanjutnya dijual atau bisa juga dengan menemukan jenis baru dengan cara mengawin silangkan reptil tersebut.
"Repti-reptil impor seperti ular, kadal, kura-kuta, laba-laba atau jenis lainnya memiliki harga yang sangat tinggi. Seperti ular piton Redtikulatus Morb yang cukup langka itu harganya bisa mencapai Rp90 juta bila telah dewasa," katanya.
Jenis-jenis ular lainnya adalah seperti Max Sunglow Boa (anakan) dari Amerika yang dijual seharga Rp 8 juta. Biasanya sekali bertelur bisa hingga 40-60 butir dan dengan porsentasi menetas mencapai 80 persen.
Tak hanya ular, jenis reptil lain yang juga sangat potensial ditangkarkan adalah jenis kadal. Dengan jenis dan corak yang beragam, harga sebuah kadal jenis Snow bahkan bisa mencapai Rp 1.250.000 setiap ekornya. Tak hanya itu, laba-laba jenis tarantula pun demikian. Anakan laba-laba jenis Parahybana asal Brazil atau laba-laba tarantula jenis Albopilosum dari Amerika, yang masih sangat kecil dengan ukuran 1cm saja dijual dengan harga Rp 75ribu per ekornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar